SUARA KECILKU

Aku harus katakan ini sebuah
kutukan,mungkin.seratus kali
meskipun aku coba berdiri dengan
kepala agak sedikit mendongak dan
dada membusung kedepan.Ini adalah
awal aku akan memperkenalkan diri
sebagai diriku sendiri tapi sekali lagi
pendapatmu sama dengan yang
kemarin,aku masih tak habis pikir
tidak kah kau melihat sesuatu yang
indah di sana yang dapat kau jadikan
suatu pendapat yang
mengembangkan hati yang satu
ini.oh…. betapa kau hampir saja
menjatuhkan kembali apa yang sudah
aku kumpulkan dan ku genggam yaitu
kekuatan dengan seluruh jiwa raga.
Tidak,ini semua bukan kesalahanmu
juga bukan diriku aku tak mencari di
mana letak ketidak
benaranya.Masing-masing memiliki
kebenaran seperti yang ada di
penglihatanya.Lalu apa yang harus
aku lakukan? tidak ada!
Ia menangisiku lalu duduk di
sampingku melihat kehancuran raga
dan menyaksikan cekung
mataku.Telapak tanganya
menggengam jemari2ku yang
tertelungkup erat di siku2
tangan,kepalaku tenggelam di antara
dua lengan dan bertumpu
kepanya.Aku mengigil,ia
mengguncang2kan tubuhku meminta
di ijinkan untuk ikut menelan
empedu itu.Aku tak akan
mengijinkanya sekalipun dia berlari2
kecil mengiri kemanapun aku
pergi.Aku tak ingin di kasihani karena
rasa kasihan itu hanya membuat
hatiku semakin terasa kalah oleh
perang batin yang aku lalui.
Di sudut sana ada gerai sedikit
remang2 cahaya lampu hanya
seterang lilin atau seperti lampu
damar di kamar ku.Aku melangkah
menujunya tapi dia menahanku
dengan sentuhan lembut di bahuku
memandang sayu ke arahku seakan
mengatakan kepadaku “jangan,jangan
pergi kesana kau tak akan
menemukan apapun kecuali hanya
kegamangan” aku terduduk dan
menangis sepilunya.
Apakah ini sebuah lelucon, aku
tertawa ketika ada suatu hari ku
temui sekelompok manusia yang di
beberapa kursi mereka berbicara satu
dengan yang lainya mungkin di landa
kegalauan disebabkan pengaruh air
kotor yang aku sebut itu air yang
memabukan.Mencela perempuan
yang tinggal di sudut sana yang
bermatian menyusun harga
diri.Ucapan mereka kejam dan
tajam,derai tawa yang menjijikan
semakin menyiutkan hati yang
warnanya semakin hitam dengan
kebencian.
Aku berfikir mengharapkanya untuk
menyelamatkanku. Ah tiada guna aku
bukan parasit aku harus lakukannya
sendiri.

image

Tinggalkan komentar