BRENGSEK

Kau datang dengan ramah seolah ingin mengerti semua tentang diriku mencoba menerka-nerka mencari tau segala gala apa yang aku perbuat.

Kau hampir mirip seperti malaikat penolong sementara aku seorang yang sedang tersesat.
Mungkin aku terbuai dengan segala ucapmu, terlalu bodoh atau kau yang sungguh pandai meramu segala kata lalu aku lupa bahwa semua itu tak lama.
Mudah saja untuk melupakan apa saja yang telah kita ucap tapi barangkali seseorang sedang mengingat ingat apa yang telah kita lupakan.
Jika demikian semua tak bermakna apa-apa terus berlalu tanpa belas kasih.
Tak perduli seberapa banyak orang mengagumimu itu tak penting lagi, karena di sana ada jiwa yang terluka oleh sedikit ketidak hati-hatian sikapmu itu.
Lalu dengan percaya diri engkau tertawa lepas di ujung sana seperti bedebah.

Tinggalkan komentar